Berdamai dengan Pancasila dan Demokrasi
Sidang Konstituante 1956 Dalam dua tahun belakangan ini, telah bergejolak negeri nusantara kita. Telah mengawan asap-asap putih bakaran. Telah menderu angin-angin kerisauan. Telah sarat langit-langit dengan cita-cita dan harapan. Orang-orang membuahbibirkannya sebagai tahun-tahun politik. Sebab di tahun-tahun yang bergandengan inilah dipilih melalui demokrasi pejabat-pejabat negara, wakil-wakil rakyat, serta pemimpin pucuk di tingkat kota dan provinsi. Setahun yang akan datang, tibalah kita di puncak pesta pora demokrasi itu. Ianya ialah pemilihan pemimpin pucuk tertinggi: Presiden Republik. Dalam temperatur suhu-suhu rawan itu, bermunculan lah para calon pemimpin umat. Orang-orang yang berasal dari rakyat. Yang sama strata dan kedudukannya. Yang ditunjuk untuk mengayomi umat sekaliannya. Beberapa dari mereka adalah perwakilan suara umat yang murni, jujur, luhur, dan bersih. Yang bersetia sedia mengemban amanah...