Nyonya Bovary (Madame Bovary)
Satu kata: Frustasi. Ya. Itu satu-satunya kata yang bisa saya ucapkan untuk menggambarkan perasaan dan suasana hati saya ketika membaca mahakarya Gustave Flaubert yang digadang-gadang sebagai karya sastra roman terbaik ini. Dan, memang, sejak kali pertama terbit di Prancis-negeri penuh cinta dan romantisme itu, novel ini telah menemukan jalannya menuju meja hijau untuk disidang. Ia masuk pengadilan atas tuduhan amoral, penyebaran asusila dan perbuatan tidak senonoh. Bagaimana tidak? Untuk sekelas masyarakat pada zaman itu (1857 saat kali pertama terbit), novel Flaubert menggempur sendi-sendi masyarakat barat yang bermoral, tinggi dan berperadaban. Tapi, ia pun menunjukkan satu hal pada mereka semua: bahwa di balik pencapaian dan kegemilangan negeri-negeri barat, pada kenyataannya, realitas masyarakat mereka punya masalah serius. Madame Bovary, atau Nyonya Bovary dalam terbitan Kepustaan Gramedia Populer sekarang (sebab novel ini dicetak ulang berkali-kali oleh penerbit berb...